PGSD UNNES JAYA !!

.

Rabu, 28 Oktober 2015

HAKIKAT PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Selamat Belajar :)



HAKIKAT PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Multikultural

Dosen Pengampu : Drs. Jaino, M.Pd.


Kelompok 2


Di susun Oleh :
Ana Hanalia                (1401414143)
Dita Setyo Nugroho    (1401414252)
Eva Trianingtyas         (1401414099)



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Hakikat Pendidikan Multikultural”. Makalah ini, disusun dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Multikultural.
Dengan selesainya makalah ini, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya terhadap semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya :
1.      Bapak Jaino selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Multikultural yang telah memberi saran dan pengarahan sehingga makalah ini dapat selesai.
2.      Keluarga yang telah memberikan motivasi, dorongan dan biaya hingga makalah ini selesai.
3.      Teman-teman yang telah banyak memberi bantuan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharap saran dan kritik pembaca demi sempurnanya makalah ini.
Atas perhatian dari para pembaca, penulis ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.





Semarang, September 2015

Penulis


 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------




------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 



Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai banyak kultur atau biasa disebut multikultural terbesar di dunia. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis Negara Indonesia yang begitu beragam. Berdasarkan hal itu, maka diperlukan strategi khusus untuk memecahkan persoalan tersebut melalui berbagai bidang seperti sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan. Berkaitan dengan hal ini, khususnya dalam dunia pendidikan maka pemerintah menawarkan satu alternatif melalui penerapan strategi dan konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat, khususnya yang ada pada siswa seperti keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, status sosial, gender, kemampuan, umur, dan sebagainya.
Pendidikan multuikultural didasarkan pada prinsip-prinsip pemeliharaan budaya dan saling menghormati antar seluruh kelompok budaya di dalam masyarakat. Pendidikan berbasis multikultural menganut filosofi kebebasan, keadilan, kesederajatan dan perlindungan terhadap hak-hak manusia. Namun seiring dengan perkembangan zaman yang dipengaruhi oleh adanya globalisasi banyak terjadi krisis sosial-budaya yang terjadi di masyarakat. Misalnya seperti merosotnya penghargaan dan kepatuhan terhadap hukum, etika, moral, dan kesantunan sosial. Semakin luasnya penyebaran narkotika dan penyakit-penyakit sosial lainnya.
Oleh karena itu, pendidikan dianggap tempat yang tepat untuk membangun kesadaran multikulturalisme di Indonesia. Melalui pendidikan multikultural, khususnya pemahaman mengenai hakikat pendidian multikultural yang sebenarnya, diharapkan dapat mewujudkan keteraturan dalam kehidupan sosial-budaya di Indonesia terutama mengajarkan kepada generasi penerus sikap saling toleransi dan menghormati semua keberagaman yang ada.

1.      Apa pengertian pendidikan multikultural ?
2.      Apa saja dasar pendidikan multikultural ?
3.      Bagaimana arti penting pendidikan multikultural dalam kehidupan sehari-hari ?
4.      Apa saja tujuan pendidikan multikultural ?
5.      Apa fungsi pendidikan multikultural ?

1.      Mengetahui pengertian pendidikan multikultural.
2.      Mengetahui dasar-dasar pendidikan multikultural.
3.      Mengetahui dan memahami arti penting pendidikan multikultural dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Mengetahui tujuan diadakannya pendidikan multikultural.
5.      Mengetahui fungsi dari pendidikan multikultural.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pengertian “Multikultural” secara luas mencakup pengalaman yang membentuk persepsi umum terhadap usia, gender, agama, status sosial ekonomi, jenis identitas budaya, bahasa, ras, dan berkebutuhan khusus. Ketika membahas multikultural atau studi budaya lainnya, maka konsep ethic dan Emic akan selalu muncul. Ethic dan emic sebenarnya merupakan istilah anthropologi yang dikembangkan Pike (1967).
Istilah ini berasal dari kajian anthropologi bahasa, yaitu Phonemics yang merupakan studi yang mempelajari suara unik pada bahasa tertentu dan Phonetics atau studi yang mempelajari bunyi-bunyian yang ditemukan pada semua bahasa (universal) pada semua budaya. Pike memakai istilah Emic dan Ethic untuk menjelaskan dua sudut pandang dalam mempelajari perilaku multikultural. Ethic adalah sudut pandang dalam mempelajari budaya dari luar sistem budaya itu, dan merupakan pendekatan awal dalam mempelajari suatu sistem budaya yang asing. Sedangkan emic sebagai sudut pandang merupakan studi perilaku dari dalam sistem budaya tersebut (Segall, 1990). Ethic adalah aspek kehidupan yang muncul konsisten pada semua budaya, emic adalah aspek kehidupan yang muncul dan benar hanya pada satu budaya tertentu. Jadi, Ethic menjelaskan universalitas suatu konsep kehidupan sedangkan emic menjelaskan keunikan dari sebuah konsep budaya (Matsumoto, 1996).           
Pemahaman kedua konsep ini sangat penting dan menjadi dasar dalam memahami budaya dalam Pendidikan Multikultural. Sebuah perilaku manusia kita akui kebenarannya sebagai sebuah ethic, maka dapat dikatakan bahwa perilaku manusia tersebut adalah universal, termasuk dalam kebenarannya. Misalnya ekspresi tertawa pada semua budaya untuk mengekspresikan rasa senang. Sebaliknya sebuah perilaku atau nilai hanya diketemukan pada satu budaya dan hanya benar pada budaya tersebut, dalam studi Pendidikan Multikultural tidak boleh digeneralisasi dan hanya berlaku pada satu budaya tersebut saja. Misalnya suku Dayak di Kalimantan yang memenggal kepala (perilaku) setiap musuh yang dibunuh atau suku Indian yang mengambil kulit kepala dari musuhnya yang telah meninggal adalah satu perilaku emic yang khas dan benar hanya pada budaya tersebut. Perilaku khas Suku Dayak itu tidak dapat digeneralisir dalam analisa untuk menjelaskan perilaku seluruh suku di Indonesia.
Pendidikan Multikultural merupakan suatu rangkaian kepercayaan (set of beliefs) dan penjelasan yang mengakui dan menilai pentingnya keragaman budaya dan etnis di dalam membentuk gaya hidup, pengalaman sosial, identitas pribadi, kesempatan pendidikan dari individu, kelompok maupun negara (Banks, 2001). Di dalam pengertian ini terdapat adanya pengakuan yang menilai penting aspek keragaman budaya dalam membentuk perilaku manusia. James A. Banks dalam bukunya ”Multicultural Education,” mendefinisikan Pendidikan Multikultural adalah ide, gerakan pembaharuan pendidikan dan proses pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengubah struktur lembaga pendidikan supaya siswa baik pria maupun wanita, siswa berkebutuhan khusus, dan siswa yang merupakan anggota dari kelompok ras, etnis, dan kultur yang bermacam-macam itu akan memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai prestasi akademis di sekolah.
Jadi Pendidikan Multikultural akan mencakup:
a)    Ide dan kesadaran akan nilai penting keragaman budaya.
b)   Gerakan pembaharuan pendidikan.
c)    Proses pendidikan.

Sebagaimana disebutkan di atas, Pendidikan Multikultural paling tidak menyangkut tiga hal yaitu (1) ide dan kesadaran akan nilai penting keragaman budaya, (2) gerakan pembaharuan pendidikan dan (3) proses. Berikut ini akan diuraikan dasar yang membentuk perlunya Pendidikan Multikultural.
(1)     kesadaran nilai penting keragaman budaya,
Perlu peningkatan kesadaran bahwa semua siswa memiliki karakteristik khusus karena usia, agama, gender, kelas sosial, etnis, ras, atau karakteristik budaya tertentu yang melekat pada diri masing-masing. Pendidikan Multikultural berkaitan dengan ide bahwa semua siswa tanpa memandang karakteristik budayanya itu seharusn memiliki kesempatan yang sama untuk belajar di sekolah. perbedaan itu perlu kita terima sebagai suatu kewajaran dan perlu sikap toleransi agar kita bisa hidup berdampingan secara damai tanpa melihat unsur yang berbeda itu untuk membeda-bedakan.
(2)     Gerakan pembaharuan pendidikan
Kita perhatikan di lingkungan sekitar kita. Ada kesenjangan ketika muncul fenomena sekolah favorit yang didominasi oleh golongan orang kaya karena ada kebijakan lembaga yang mengharuskan untuk membayar uang pangkal yang mahal untuk bisa masuk dalam kelompok sekolah favorit itu. Pendidikan Multikultural bisa muncul berbentuk bidang studi, program, dan praktek yang direncanakan lembaga pendidikan untuk merespon tuntutan, kebutuhan dan aspirasi berbagai kelompok. Sebagaimana ditunjukkan Grant dan Sleeter, Pendidikan Multikultur bukan sekedar merupakan praktek aktual satu bidang studi atau program pendidikan semata, namun mencakup seluruh aspek pendidikan.
(3)     proses pendidikan
Pendidikan Multikultural juga merupakan proses (pendidikan) yang tujuannya tidak akan pernah terrealisasikan secara penuh. Pendidikan Multikultural adalah proses menjadi. Pendidikan Multikultural harus dipandang sebagai suatu proses yang terus-menerus (an ongonging process), dan bukan sebagai sesuatu yang langsung bisa tercapai. Tujuan utama dari Pendidikan Multikultural adalah untuk memperbaiki prestasi secara utuh bukan sekedar meningkatkan skor. Persamaan pendidikan, seperti juga kebebasan dan keadilan, merupakan ide umat manusia yang harus dicapai dengan perjuangan keras namun tidak pernah dapat mencapainya secara penuh. Ras, gender, dan diskriminasi terhadap orang yang berkebutuhan akan tetap ada sekalipun kita telah berusaha sekeras mungkin menghilangkan masalah ini. Karena tujuan Pendidikan Multikultural tidak akan pernah tercapai secara penuh, kita seharusnya bekerja secara kontinyu meningkatkan persamaan pendidikan untuk semua siswa (educational equality for all students).
Pendidikan multikultural berada di dalam kondisi perubahan baik teoritis maupun praktek
sehingga jarang ada dua pengajar atau ahli pendidikan yang memiliki definisi yang sama tentang pendidikan multikultural. Seperti halnya dalam suatu dialog pendidikan, individu cenderung mengubah konsep untuk disesuaikan dengan fokus tertentu. Sekalipun banyak perbedaan konsep pendidikan multikultural, ada sejumlah ide yang dimiliki bersama dari semua pemikiran dan merupakan dasar bagi pemahaman Pendidikan Multikultural:
1)        kesempatan yang sama bagi setiap siswa untuk mewujudkan potensi sepenuhnya,
2)        penyiapan pelajar untuk berpartisipasi penuh dalam masyarakat antar budaya,
3)        penyiapan pengajar agar memudahkan belajar bagi setiap siswa secara efektif, tanpa memperhatikan perbedaan atau persamaan budaya dengan dirinya,
4)        partisipasi aktif sekolah dalam menghilangkan penindasan dalam segala bentuknya. Pertama-tama dengan menghilangkan penindasan di sekolahnya sendiri, kemudian menghasilkan lulusan yang sadar dan aktif secara sosial dan kritis
5)        pendidikan harus berpusat pada siswa dengan mendengarkan aspirasi dan pengalaman siswa,
6)        pendidik, aktivis, dan yang lain harus mengambil peranan lebih aktif dalam mengkaji kembali semua praktek pendidikan, termasuk teori belajar, pendekatan mengajar, evaluasi, psikhologi sekolah dan bimbingan, materi pendidikan dan buku teks, dan lain-lain.
Menurut Paul Gorski pendidikan multikultural merupakan pendekatan progresif untuk mengubah pendidikan secara holistik dengan mengkritik dan memusatkan perhatian pada kelemahan, kegagalan, dan praktek diskriminatif di dalam pendidikan akhir-akhir ini. Keadilan sosial, persamaan pendidikan, dan dedikasi menjadi landasan Pendidikan Multikultural dalam memfasilitasi pengalaman pendidikan agar semua siswa dapat mewujudkan semua potensinya secara penuh dan menjadikannya sebagai manusia yang sadar dan aktif secara lokal, nasional, dan global.

Pendidikan Multikultural dapat menjadi elemen yang kuat dalam kurikulum Indonesia untuk mengembangkan kompetensi dan ketrampilan hidup (life skills). Masyarakat Indonesia terdiri dari masyarakat multikultur yang mencakup berbagai macam perspektif budaya yang berbeda. Jadi sangat relevanlah bagi sekolah di Indonesia untuk menerapkan Pendidikan Multikultural. Pendidikan Multikultural dapat melatih siswa untuk menghormati dan toleransi terhadap semua kebudayaan. Huntington meramalkan bahwa pertentangan manusia yang akan datang merupakan pertentangan budaya. Oleh sebab itu kita perlu meneliti kekuatan yang tersimpan di dalam budaya masing-masing kelompok manusia agar dapat dimanfaatkan bagi kebaikan bersama. Pendidikan Multikultural dipersepsikan sebagai suatu jembatan untuk mencapai kehidupan bersama dari umat manusia di dalam era globalisasi yang penuh tantangan baru. Pertemuan antarbudaya bisa berpotensi memberi manfaat tetapi sekaligus menimbulkan salah paham. Itulah rasional yang menunjukkan arti pentingnya keberadaan Pendidikan Multikultural.

Hasil yang diharapkan Pendidikan Multikultural terlihat pada definisi, justifikasi, asumsi, dan pola-pola pembelajarannya. Tujuan Pendidikan Multikultural dapat mencakup tiga aspek belajar (kognitif, afektif, dan tindakan) dan berhubungan baik nilai-nilai intrinsik (ends) maupun nilai instrumental (means) Pendidikan Multikultural. Tujuan Pendidikan Multikultural mencakup:
1.    Pengembangan Literasi Etnis dan Budaya
Salah satu alasan utama gerakan untuk memasukkan Pendidikan Multikultural dalam program sekolah adalah untuk memperbaiki kelalaian dalam penyusunan kurikulum. tujuan utama Pendidikan Multikultural adalah mempelajari tentang latar belakang sejarah, bahasa, karakteristik budaya, sumbangan, peristiwa kritis, individu yang berpengaruh, dan kondisi sosial, politik, dan ekonomi dari berbagai kelompok etnis mayoritas dan minoritas. Informasi ini harus komprehensif, analistis, dan komparatif, dan harus memasukkan persamaan dan perbedaan di antara kelompokkelompok yang ada.
Tujuan ini cocok untuk mayoritas siswa maupun kelompok minoritas etnis. Kesalahan yang sering dibuat adalah menganggap bahwa anggota kelompok etnis minoritas telah mengetahui budaya dan sejarahnya atau bahwa jenis pengetahuan ini hanya relevan untuk mereka, bukan untuk kami. Pendidikan Multikultural berargumentasi sebaliknya. Keanggotaan kelompok etnis tidak menjamin pengetahuan diri atau pemilikan pengetahuan tentang kelompok itu. Mempelajari sejarah, kehidupan, dan budaya kelompok etnis cocok untuk semua siswa karena mereka perlu belajar lebih akurat tentang warisan budayanya sendiri maupun budaya orang lain. Lebih dari itu, pengetahuan tentang pluralisme budaya merupakan dasar yang diperlukan untuk menghormati, mengapresiasi, menilai dan memperingati keragaman, baik lokal, nasional dan internasional.
2.    Perkembangan Pribadi
Dasar psikhologis Pendidikan Multikultural menekankan pada pengembangan pemahaman diri yang lebih besar, konsep diri yang positif, dan kebanggaan pada identitas pribadinya. Penekanan bidang ini merupakan bagian dari tujuan Pendidikan Multikultural yang berkontribusi pada perkembangan pribadi siswa, yang berisi pemahaman yang lebih baik tentang diri yang pada akhirnya berkontribusi terhadap keseluruhan prestasi intelektual, akademis, dan sosial siswa. Siswa merasa baik tentang dirinya sendiri karena lebih terbuka dan reseptif (menerima) dalam berinteraksi dengan orang lain dan menghormati budaya dan identitasnyanya. Pendidikan Multikultural juga membantu mencapai tujuan memaksimalkan potensi kemanusiaan, dengan memenuhi kebutuhan individu, dan mengajar siswa seutuhnya dengan mempertinggi rasa penghargaan pribadi, kepercayaan dan kompetensi dirinya. Pendidikan Multikultural menciptakan kondisi kesiapan psikhososial dalam diri individu dan lingkungan belajar yang memiliki efek positif pada upaya dan penguasaan tugas akademis. 
3.    Klarifikasi Nilai dan Sikap
Pendidikan Multikultural mengangkat nilai-nilai inti yang berasal dari prinsip martabat manusia (human dignity), keadilan, persamaan, kebebasan, dan demokrasi. Maksudnya adalah mengajari generasi muda untuk menghargai dan menerima pluralisme etnis, menyadarkan bahwa perbedaan budaya tidak sama dengan kekurangan atau rendah diri, dan untuk mengakui bahwa keragaman merupakan bagian integral dari kondisi manusia. Pengklarifikasian sikap dan nilai etnis didesain untuk membantu siswa memahami bahwa berbagai konflik nilai itu tidak dapat dielakkan dalam masyarakat pluralistik; dan bahwa konflik tidak harus
menghancurkan dan memecah belah. Menganalisa dan mengklarifikasi sikap dan nilai etnis merupakan langkah kunci dalam proses melepaskan potensi kreatif individu untuk memperbarui diri dan masyarakat untuk tumbuh-kembang lebih lanjut.
4.    Kompetensi Multikultural
Penting sekali bagi siswa untuk mempelajari bagaimana berinteraksi dengan dan memahami orang yang secara etnis, ras, dan kultural berbeda dari dirinya. Dunia kita menjadi semakin lebih beragam, kompak, dan saling tergantung. Peralihan dari generasi ke generasi mengalami penurunan pemahaman akan budaya kita. Nenek kita lebih mengenal budaya daerah kita. Orang tua kita mengalami sedikit pengurangan dalam memahami budayanya. Akhirnya dia mengajarkan nilai-nilai budaya yang tidak utuh itu pada kita. Akhirnya jadilah anak kita yang terkungkung oleh kepicikan budaya yang serba kurang dan menyimpang dari akar budaya yang sesungguhnya. Upaya interaksi lintas kultural seringkali terhalang oleh nilai, harapan dan sikap negatif ; kesalahan budaya (cultural blunders); dan dengan mencoba menentukan aturan etiket sosial (rules of social etiquette) dari satu sistem budaya terhadap sistem budaya yang lain. Hasilnya seringkali adalah frustasi, kecemasan, ketakutan, kegagalan dan permusuhan kelompok antarras dan antaretnik. Pendidikan Multikultural dapat meredakan ketegangan ini dengan mengajarkan ketrampilan dalam komunikasi lintas budaya, hubungan antar pribadi, pengambilan perspektif, analisis kontekstual, pemahaman sudut pandang dan kerangka berpikir alternatif, dan menganalisa bagaimana kondisi budaya mempengaruhi nilai, sikap, harapan, dan perilaku. Pendidikan Multikultural dapat membantu siswa mempelajari bagaimana memahami perbedaan budaya tanpa membuat pertimbangan nilai yang semena-mena tentang nilai intrinsiknya. Untuk mencapai tujuan ini anak dapat diberi pengalaman belajar dengan memberi berbagai kesempatan pada siswa untuk mempraktekkan kompetensi budaya dan berinteraksi dengan orang, pengalaman, dan situasi yang berbeda.
5.    Kemampuan Ketrampilan Dasar
Pendidikan Multikultural dapat memperbaiki penguasaan membaca, menulis dan ketrampilan matematika; materi pelajaran; dan ketrampilan proses intelektual seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan pemecahan konflik dengan memberi materi dan teknik yang lebih bermakna untuk kehidupan dan kerangka berpikir dari siswa yang berbeda secara etnis. Menggunakan materi, pengalaman, dan contoh-contoh sebagai konteks mengajar, mempraktekkan, dan mendemonstrasikan penguasaan ketrampilan akademis dan mata pelajaran dapat meningkatkan daya tarik pembelajaran, mempertinggi relevansi praktis ketrampilan yang dipelajari, dan memperbaiki tempo siswa dalam melaksanakan tugas. Kombinasi kondisi ini akan membimbing ke arah upya yang lebih terfokus, penguasaan ketrampilan dan prestasi akademis. Misalnya, kita menggunakan sempoa dari etnis Tionghoa untuk melatih ketrampilan di bidang aritmatika. Aspek lain dari Pendidikan Multikultural yang berkontribusi secara langsung pada level pencapaian ketrampilan dasar yang lebih tinggi adalah kesesuaian dengan gaya belajar dan mengajar.pengajaran kontekstual secara kultural dalam melakukan proses pendidikan lebih efektif untuk siswa yang beragam secara etnis menjadi prinsip mendasar dari Pendidikan Multikultural.
Jenis iklim sosial yang ada di kelas juga mempengaruhi kinerja siswa adalam tugas akademis. Pengaruh ini terutama benar untuk kelompok etnis yang mempertimbangkan hubungan sosial dan latar belakang informal untuk proses belajar. Perasaan nyaman ini menciptakan latar belakang keterhubungan pribadi yang merupakan esensi rasa kepemilikan dalam belajar yang pada gilirannya lebih
Membimbing ke arah perhatian, upaya, dan waktu yang lebih terarah pada tugas, dan memperbaiki penguasaan tugas dan prestasi akademik.
 6.      Persamaan dan Keunggulan Pendidikan     
Tujuan persamaan multikultural berkaitan erat dengan tujuan penguasaan ketrampilan dasar, namun lebih luas dan lebih filosofis. Untuk menentukan sumbangan komparatif terhadap kesempatan belajar, pendidik harus memahami secara keseluruhan bagaimana budaya membentuk gaya belajar, perilaku mengajar, dan keputusan pendidikan. Dengan memberi pilihan pada semua siswa tentang bagaimana mereka akan belajar akan membimbing ke paralelisme (misalnya persamaan) dalam kesempatan belajar dan lebih komparatif dalam prestasi maksimum siswa dalam kemampuan intelektualnya. Aspek lain dari tujuan memasukkan informasi akurat dalam mengajarkan tentang masyarakat adalah mengembangkan rasa kesadaran sosial (a sense of social consciousness), keberanian moral, dan komitmen terhadap persamaan; dan memperoleh ketrampilan dalam aktivitas politik untuk mereformasi masyarakat untuk membuatnya lebih manusiawi, simpatik terhadap pluralisme kultural, keadilan moral, dan persamaan. Oleh karena itu tujuan multikultural untuk mencapai persamaan dan keunggulan pendidikan mencakup kognitif, afektif dan ketrampilan perilaku, di samping prinsip demokrasi (Banks, 1993).
7.    Memperkuat Pribadi untuk Reformasi Sosial
Tujuan terakhir dari Pendidikan multikultural adalah memulai proses perubahan di sekolah yang pada akhirnya akan meluas ke masyarakat. Tujuan ini akan melengkapi penanaman sikap, nilai, kebiasaan dan ketrampilan siswa sehingga mereka menjadi agen perubahan sosial (social change agents) yang memiliki komitmen yang tinggi dengan reformasi masyarakat untuk memberantas perbedaan (disparities) etnis dan rasial dalam kesempatan dan kemauan untuk bertindak berdasarkan komitmen ini. Untuk melakukan itu, mereka perlu memperbaiki pengetahuan mereka tentang isu etnis di samping mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan, ketrampilan tindakan sosial, kemampuan kepemimpinan, dan komitmen moral atas harkat dan persamaan. Mereka tidak hanya perlu memahami dan mengapresiasi mengapa pluralisme etnis dan budaya itu ada, namun juga bagaimana menterjemahkan pengetahuan kepada keputusan dan tindakan yang berhubungan dengan isu, peristiwa dan situasi sosiopolitis yang esensial. Tujuan dan pengembangan ketrampilan ini didesain untuk membuat masyarakat lebih benar-benar egaliter dan lebih menerima pluralisme kultural. Pendidikan Multikultural berkontribusi secara langsung terhadap warga negara yang demokratis di dalam global village (Swiniarski, 1999). Fungsi multikulturalisme ini adalah apa yang dimaksudkan Banks dengan pendekatan aksi sosial dari Pendidikan Multikultural, yang mengajari siswa bagaimana menjadi kritikus sosial (social critics), aktivis politik (political activists), agen perubahan (change agents), dan pemimpin yang berkompeten dalam masyarakat dan yang berbeda secara etnis dan pluralistik secara kultural.
Pendidikan Multikultural akan membantu siswa dari berbagai kelompok budaya yang berbeda dalam memperoleh ketrampilan akademik yang dibutuhkan untuk fungsinya di dalam masyarakat yang berpengetahuan (a knowledge society).
Pendidikan Multikultural merupakan pendidikan untuk hidup (an education for life) dalam masyarakat yang ber-Pancasila. Membantu siswa melampaui batas-batas budayanya dan memperoleh pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk keterlibatannya di dalam wacana publik dengan orang yang berbeda dengan dirinya. Pendidikan Multikultural juga membantu siswa mempelajari ketrampilan yang dibutuhkan untuk berpartisipasi di dalam tindakan kewarganegaraan (a civic action), yang merupakan bagian integral dari negara yang berlandaskan Pancasila. Pendidikan Multikultural bukan hanya didasarkan pada tradisi demokratis negara, namun memiliki fungsi esensial bagi daya tahan dari suatu tradisi demokratis, pluralistis di abad mendatang (for the survival of a democratic, pluralistic traditions in next century).
  1. Memiliki wawasan kebangsaan/kenegaraan yang kokoh.
Dengan mengetahui kekayaan budaya bangsa itu akan tumbuh rasa kebangsaan yang kuat. Rasa kebangsaan itu akan tumbuh dan berkembang dalam wadah negara Indonesia yang kokoh. Untuk itu Pendidikan Multikultural perlu menambahkan materi, program dan pembelajaran yang memperkuat rasa kebangsaan dan kenegaraan dengan menghilangkan etnosentrisme, prasangka, diskriminasi dan stereotipe.


  1. Memiliki wawasan hidup yang lintas budaya dan lintas bangsa sebagai warga dunia.
Hal ini berarti individu dituntut memiliki wawasan sebagai warga dunia (world citizen). Namun siswa harus tetap dikenalkan dengan budaya lokal, harus diajak berpikir tentang apa yang ada di sekitar lokalnya. Mahasiswa diajak berpikir secara internasional dengan mengajak mereka untuk tetap peduli dengan situasi yang ada di sekitarnya – act locally and globally.
  1.  Hidup berdampingan secara damai.
Dengan melihat perbedaan sebagai sebuah keniscayaan, dengan menjunjung tinggi nilai kemanusian, dengan menghargai persamaan akan tumbuh sikap toleran terhadap kelompok lain dan pada gilirannya dapat hidup berdampingan secara damai.

The National Council for Social Studies (Gorski, 2001) mengajukan sejumlah fungsi yang menunjukkan pentingnya keberadaan dari Pendidikan Multikultural. Fungsi tersebut adalah :
1)      memberi konsep diri yang jelas
2)    membantu memahami pengalaman kelompok etnis dan budaya ditinjau dari sejarahnya.
3)    membantu memahami bahwa konflik antara ideal dan realitas itu memang ada pada setiap masyarakat.
4)    membantu mengembangkan pembuatan keputusan (decision making), partisipasi sosial dan ketrampilan kewarganegaraan (citizenship skills).
5)    mengenal keberagaman dalam penggunaan bahasa.
Pendidikan Multikultural memberi tekanan bahwa sekolah pada dasarnya berfungsi mendasari perubahan masyarakat dan meniadakan penindasan dan ketidakadilan. Fungsi pendidikan multikultural yang mendasar adalah mempengaruhi perubahan sosial. Jalan di atas dapat dirinci menjadi tiga butir perubahan :
1)        perubahan diri
2)        perubahan sekolah dan persekolahan
3)        perubahan masyarakat
Perubahan diri dimaknai sebagai perubahan dimulai dari diri siswa sendiri itu sendiri yang lebih menghargai orang lain agar dia bisa hidup damai dengan sekelilingnya. Kemudian diwujudkan dalam tata tutur dan tata perlakunya di lingkungan sekolah dan berlanjut hingga di masyarakat. Karena sekolah merupakan agen perubahan, maka diharapkan ada perubahan yang terjadi di masyarakat seiring dengan terjadi perubahan yang terdapat dalam lingkungan persekolahan. (Gorski, 2001).

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pengertian “Multikultural” secara luas mencakup pengalaman yang membentuk persepsi umum terhadap usia, gender, agama, status sosial ekonomi, jenis identitas budaya, bahasa, ras, dan berkebutuhan khusus. Pendidikan Multikultural paling tidak menyangkut tiga hal yaitu (1) ide dan kesadaran akan nilai penting keragaman budaya, (2) gerakan pembaharuan pendidikan dan (3) proses.
Tujuan Pendidikan Multikultural :
-          Pengembangan Literasi Etnis dan Budaya
-          Perkembangan Pribadi
-          Klarifikasi Nilai dan Sikap
-          Kompetensi Multikultural
-          Kemampuan Ketrampilan Dasar
-          Persamaan dan Keunggulan Pendidikan         
-          Memiliki wawasan kebangsaan/kenegaraan yang kokoh.
-          Memiliki wawasan hidup yang lintas budaya dan lintas bangsa sebagai warga dunia.
-           Hidup berdampingan secara damai.
Pendidikan Multikultural memberi tekanan bahwa sekolah pada dasarnya berfungsi mendasari perubahan masyarakat dan meniadakan penindasan dan ketidakadilan

Masyarakat Indonesia terdiri dari masyarakat multikultur yang mencakup berbagai macam perspektif budaya yang berbeda. Jadi sangat relevanlah bagi sekolah di Indonesia untuk menerapkan Pendidikan Multikultural. Pendidikan Multikultural dapat melatih siswa untuk menghormati dan toleransi terhadap semua kebudayaan.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


educloud.fkip.unila.ac.id

Sutarno.  2008 . Pendidikan Multikultural. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

0 komentar:

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com